Rebuilding Bonds: A Sibling Reunion at Borobudur

In this episode, we'll join Anisa and Budi as they walk the ancient steps of Borobudur Temple, unraveling past misunderstandings to rediscover the love and connection that once bound them together.

Id: Anisa berdiri di depan Candi Borobudur, mengagumi keindahannya.
En: Anisa stood in front of Borobudur Temple, admiring its beauty.

Id: Batu-batu kuno bercerita tentang masa lalu yang jauh.
En: The ancient stones spoke of a distant past.

Id: Di sinilah dia ingin memperbaiki hubungan dengan Budi, kakaknya yang lama tak dijumpainya.
En: This was where she wanted to mend her relationship with Budi, her brother whom she hadn't seen in a long time.

Id: Musim kemarau di bulan September membuat udara sekitar hangat dan kering, membuat bayangan panjang di atas candi.
En: The dry season in September made the air warm and dry, casting long shadows over the temple.

Id: Anisa merasakan kasih sayang yang mendalam untuk Budi, namun tahun-tahun yang penuh kesalahpahaman memisahkan mereka.
En: Anisa felt deep affection for Budi, yet years of misunderstandings had separated them.

Id: "Mungkin ini tempat yang tepat," pikir Anisa dalam hati.
En: "Perhaps this is the right place," Anisa thought to herself.

Id: Sejak dulu ia ingin sekali bisa bicara dari hati ke hati dengan Budi.
En: She had longed to have a heartfelt conversation with Budi.

Id: Namun, keberanian itu sering tak datang.
En: However, the courage to do so often eluded her.

Id: Budi tiba, senyumnya tampak ragu, namun matanya memancarkan harapan.
En: Budi arrived, his smile appeared hesitant, but his eyes showed hope.

Id: Anisa menyambutnya dengan hangat, "Mari kita jalan-jalan, Bu."
En: Anisa welcomed him warmly, "Let's take a walk, Bu."

Id: Mereka mulai mendaki tangga candi.
En: They began climbing the temple steps.

Id: Langkah mereka perlahan, seperti memikirkan setiap kata yang perlu diucapkan.
En: Their pace was slow, as if contemplating every word that needed to be said.

Id: Di antara relief yang indah, Anisa mulai berbicara.
En: Among the beautiful reliefs, Anisa began to speak.

Id: "Aku ingin kita bisa seperti dulu, Bu. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya perlahan.
En: "I want us to be like we used to, Bu. What really happened?" she asked slowly.

Id: Suaranya sedikit bergetar.
En: Her voice trembled slightly.

Id: Ada ketakutan untuk mendengar baik jawaban atau suara sendiri.
En: There was fear of both the answer and her own voice.

Id: Budi terdiam sesaat, memandang ke arah langit biru yang tak berawan.
En: Budi paused for a moment, gazing at the clear blue sky.

Id: "Waktu itu aku merasa kau tidak memahami aku, dan aku juga tidak memahami dirimu," jawab Budi akhirnya.
En: "At that time, I felt like you didn’t understand me, and I didn’t understand you," Budi finally replied.

Id: "Kita sama-sama terluka."
En: "We were both hurt."

Id: Percakapan mereka mengalir seperti arus sungai yang tenang.
En: Their conversation flowed like a calm river.

Id: Meskipun ada air mata, semuanya terucap dengan jujur.
En: Although there were tears, everything was spoken honestly.

Id: Masing-masing menyadari bahwa perasaan marah dan kecewa selama ini hanyalah kesalahpahaman.
En: They each realized that the anger and disappointment they felt had been mere misunderstandings.

Id: Setelah berjalan mengelilingi candi beberapa kali, mereka berhenti di puncak, memandang pemandangan yang luas di depan mereka.
En: After walking around the temple several times, they stopped at the top, looking out at the vast view before them.

Id: Di sanalah, dalam keheningan yang indah, Anisa dan Budi menemukan kedamaian.
En: There, in that beautiful silence, Anisa and Budi found peace.

Id: Anisa memegang tangan Budi erat.
En: Anisa held Budi’s hand tightly.

Id: "Aku ingin kita mulai kembali. Sedikit demi sedikit," katanya dengan penuh harapan.
En: "I want us to start again. Little by little," she said full of hope.

Id: Budi mengangguk, senyum tipis muncul di bibirnya.
En: Budi nodded, a small smile appearing on his lips.

Id: Keputusan sudah dibuat; sekarang saatnya membangun kembali jembatan yang pernah runtuh.
En: The decision was made; now was the time to rebuild the bridge that had once collapsed.

Id: Borobudur berdiri tegak, memancarkan kebijaksanaan kuno.
En: Borobudur stood tall, radiating ancient wisdom.

Id: Di sana, di antara bangunan ini, Anisa dan Budi merasa lebih dekat dari sebelumnya.
En: There, among the structures, Anisa and Budi felt closer than ever.

Id: Mereka berjanji akan terus berusaha menjaga keakraban ini.
En: They promised to keep nurturing this newfound closeness.

Id: Anisa mulai mengerti pentingnya menyatakan perasaannya.
En: Anisa began to understand the importance of expressing her feelings.

Id: Dia tak lagi takut mengutarakan isi hatinya, menjaga semangat persaudaraan yang baru ditemukan kembali.
En: She no longer feared voicing her heart, nurturing the spirit of brotherhood they had rediscovered.

Id: Itulah awal dari babak baru dalam kehidupan mereka.
En: This was the beginning of a new chapter in their lives.

Id: Borobudur telah menjadi saksi perjalanan mereka menuju rekonsiliasi, tanah suci yang mempersatukan kembali dua saudara yang merindukan kebersamaan.
En: Borobudur had become a witness to their journey towards reconciliation, a sacred ground reuniting two siblings longing for togetherness.