Kickin’ It with Durian: A Market Fiasco

In this episode, we'll explore the hilarious consequences of mistaking a durian for a soccer ball and how a single kick can lead to laughter, friendship, and unexpected life lessons.

Id: Di sebuah pasar tradisional yang ramai di Indonesia, ada tiga sahabat yang dikenal dengan nama Budi, Siti, dan Ahmad.
En: In a bustling traditional market in Indonesia, there were three friends known as Budi, Siti, and Ahmad.

Id: Pasar itu selalu penuh dengan kegiatan, dari pedagang yang mempromosikan dagangannya, hingga pembeli yang sibuk menawar harga.
En: The market was always full of activity, from vendors promoting their goods to buyers busy bargaining.

Id: Suatu hari yang cerah, Budi, yang dikenal suka bermain sepak bola, sedang berjalan-jalan di pasar bersama Siti dan Ahmad.
En: One bright day, Budi, who was known to enjoy playing soccer, was walking in the market with Siti and Ahmad.

Id: Di kepala Budi, pikirannya hanya tertuju pada pertandingan sepak bola yang akan diadakannya sore itu.
En: Budi's mind was only focused on the soccer game he would have that afternoon.

Id: Siti dan Ahmad sibuk menikmati aroma rempah-rempah yang menggugah selera.
En: Meanwhile, Siti and Ahmad were busy enjoying the appetizing aroma of spices.

Id: Tak lama kemudian, mata Budi tertuju pada sesuatu yang bulat dan besar.
En: Before long, Budi's eyes caught sight of something round and big.

Id: "Wow, bola sepak!
En: "Wow, a soccer ball!"

Id: " seru Budi dengan antusias.
En: exclaimed Budi enthusiastically.

Id: Tanpa berpikir panjang, ia langsung berlari dan menendang benda itu dengan keras.
En: Without much thought, he ran and kicked the object hard.

Id: Namun, alih-alih meloncat dan melayang, benda itu malah menggelinding keras dan membuat suara yang cukup gaduh.
En: However, instead of bouncing and flying, the object rolled hard and made a quite loud noise.

Id: "Ugh, apa itu?
En: "Ugh, what is that?"

Id: " kata Budi bingung.
En: said Budi, puzzled.

Id: Siti dan Ahmad tertawa terbahak-bahak melihat Budi.
En: Siti and Ahmad burst into laughter seeing Budi.

Id: "Itu bukan bola, Budi!
En: "That's not a ball, Budi!

Id: Itu durian!
En: That's a durian!"

Id: " teriak Siti sambil menahan perutnya yang sakit karena tertawa.
En: shouted Siti while holding her stomach, sore from laughter.

Id: Durian yang ditendang Budi itu menggelinding kencang melewati pedagang buah, kaki pembeli, dan bahkan meja tumpukan ikan!
En: The durian that Budi kicked rolled swiftly past fruit vendors, the feet of buyers, and even over a table of stacked fish!

Id: Pasar jadi heboh, para pedagang berteriak, dan pembeli pun terkejut.
En: The market became chaotic, with vendors shouting and buyers surprised.

Id: Ada yang tertawa melihat kejadian itu, tapi ada juga yang kesal karena terkena sial hari itu.
En: Some laughed at the incident, while others were upset for having a stroke of bad luck that day.

Id: Durian yang menggelinding itu akhirnya berhenti setelah menabrak keranjang buah milik seorang pedagang yang lembut hatinya.
En: The rolling durian finally stopped after hitting the basket of fruit belonging to a kind-hearted vendor.

Id: Pedagang itu, meski kaget, malah tertawa melihat ekspresi polos Budi yang tampak benar-benar tidak sengaja.
En: The vendor, though surprised, laughed at Budi's unwittingly innocent expression.

Id: "Hati-hati, Nak.
En: "Be careful, Son.

Id: Durian itu bukan untuk ditendang.
En: Durian isn't meant to be kicked.

Id: Tapi tenang saja, lihat saja, semua orang di sini sekarang sedang tersenyum karena kamu," ujar pedagang itu sambil mengelus kepala Budi dengan penuh kasih.
En: But don't worry, look, everyone here is smiling because of you," said the vendor while patting Budi's head affectionately.

Id: Budi, yang merasa bersalah, segera meminta maaf kepada pedagang itu dan berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan oleh tendangannya.
En: Feeling guilty, Budi immediately apologized to the vendor and promised to compensate for the damage caused by his kick.

Id: Siti dan Ahmad pun ikut membantu mengumpulkan buah yang bertaburan.
En: Siti and Ahmad also helped gather the scattered fruit.

Id: Kejadian itu telah mengubah suasana pasar yang tadinya hanya dipenuhi dengan tawar-menawar menjadi penuh canda dan tawa.
En: The incident had transformed the market's atmosphere, which was previously only filled with bargaining, into one full of jokes and laughter.

Id: Mendekati sore hari, ketika pasar mulai sepi, Budi, Siti, dan Ahmad duduk bersama sambil memakan durian yang Budi beli sebagai tanda maaf.
En: As the evening approached and the market started to quiet down, Budi, Siti, and Ahmad sat together eating the durian that Budi had bought as a gesture of apology.

Id: Tawa mereka bercampur dengan kehangatan sore hari, dan pedagang yang memaafkan Budi pun bergabung dengan mereka.
En: Their laughter mixed with the warmth of the evening, and the forgiving vendor joined them.

Id: Kesalahan yang tidak disengaja telah membawa persahabatan baru dan kenangan manis di pasar itu.
En: An unintended mistake had brought about new friendships and sweet memories in the market.

Id: Sejak hari itu, Budi selalu dipanggil "Sang Pemain Durian" oleh teman-temannya, dan dia belajar bahwa terkadang, kesalahan yang tidak disengaja bisa membawa kebahagiaan yang tidak terduga kepada banyak orang.
En: Since that day, Budi was always called "The Durian Player" by his friends, and he learned that sometimes, unintended mistakes can unexpectedly bring happiness to many people.