Harmony Amidst Breathlessness: Sinta’s Courageous Performance

follow Sinta as she overcomes hidden challenges to triumph on stage, discovering the strength in vulnerability and support from friends.

Id: Di pagi yang cerah, suara ombak dari jauh menggema di udara sekolah Menengah Atas Bali.
En: On a bright morning, the sound of waves from afar echoed in the air of Sekolah Menengah Atas Bali.

Id: Pohon-pohon besar menghiasi halaman sekolah, memberikan suasana yang tenang dan damai.
En: Large trees adorned the school grounds, giving a peaceful and calm atmosphere.

Id: Sinta, seorang siswi rajin, sedang duduk di bawah bayangan pohon beringin sambil membaca buku musik.
En: Sinta, a diligent student, was sitting under the shade of a banyan tree while reading a music book.

Id: Dia merenungkan pertunjukan besar yang akan datang.
En: She was contemplating the big upcoming performance.

Id: Sebagai calon solois, Sinta merasa senang namun cemas.
En: As a prospective soloist, Sinta felt both excited and anxious.

Id: Sinta memiliki rahasia, rahasia yang ia simpan rapat-rapat dari teman-temannya, termasuk Adi, sahabatnya yang setia.
En: Sinta had a secret, one that she kept closely guarded from her friends, including Adi, her loyal best friend.

Id: Asma yang dideritanya sejak kecil kini semakin sering kambuh.
En: The asthma she had since childhood was now flaring up more frequently.

Id: Setiap kali batuk menyerang, ia merasa sesak.
En: Every time a cough struck, she felt breathless.

Id: Namun, ia terlalu takut kehilangan kesempatan sebagai solois dalam pertunjukan mendatang.
En: However, she was too afraid of losing the opportunity as a soloist in the upcoming performance.

Id: Rina, saingannya, tidak sabar menunggu kesempatan itu tergelincir dari tangan Sinta.
En: Rina, her rival, eagerly awaited for that chance to slip away from Sinta's hands.

Id: Pagi itu, latihan band diadakan di aula terbuka.
En: That morning, band practice was held in the open hall.

Id: Sinta mengambil position di depan, bersiap dengan flute kesayangannya.
En: Sinta took her position at the front, ready with her beloved flute.

Id: Adi memperhatikannya dari dekat.
En: Adi watched her closely.

Id: Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh, tetapi Sinta hanya tersenyum, menutupi rasa cemasnya.
En: He could sense something was amiss, but Sinta just smiled, masking her anxiety.

Id: Latihan berlangsung dengan baik pada awalnya.
En: Practice went well at first.

Id: Namun, saat musik semakin cepat, Sinta merasakan dadanya semakin berat.
En: However, as the music grew faster, Sinta felt her chest grow heavier.

Id: Setiap tarikan nafas seperti beban yang tak tertahankan.
En: Each breath felt like an unbearable burden.

Id: Dia berusaha tetap tenang, tetapi akhirnya jatuh berlutut.
En: She tried to stay calm, but eventually fell to her knees.

Id: Semua terhenti.
En: Everything came to a halt.

Id: Adi segera berlari ke arah Sinta yang terengah-engah.
En: Adi immediately ran towards Sinta, who was gasping for air.

Id: "Sinta!
En: "Sinta!

Id: Apa kamu baik-baik saja?
En: Are you okay?"

Id: " Adi bertanya panik.
En: Adi asked, panicked.

Id: Sinta menggelengkan kepala, air mata memenuhi matanya.
En: Sinta shook her head, her eyes filled with tears.

Id: Dia sangat ketakutan.
En: She was very frightened.

Id: Rina dan anggota band lainnya menatap bingung.
En: Rina and the other band members stared in confusion.

Id: Guru band, Pak Wayan, langsung bertindak.
En: The band teacher, Pak Wayan, acted quickly.

Id: Dia meminta seseorang untuk memanggil bantuan.
En: He asked someone to call for help.

Id: Saat paramedis tiba, mereka memberikan inhaler kepada Sinta.
En: When the paramedics arrived, they provided Sinta with an inhaler.

Id: Perlahan, napas Sinta mulai teratur kembali.
En: Slowly, Sinta's breathing began to steady.

Id: Adi menggenggam tangannya erat-erat, memberinya dukungan dan rasa aman.
En: Adi held her hand tightly, giving her support and reassurance.

Id: Setelah kejadian itu, Sinta berbagi semuanya pada Adi dan Pak Wayan.
En: After the incident, Sinta shared everything with Adi and Pak Wayan.

Id: Dia khawatir akan kehilangan peran pentingnya, tetapi Adi dan Pak Wayan meyakinkannya bahwa kesehatan adalah yang utama.
En: She was worried about losing her important role, but Adi and Pak Wayan assured her that health is the priority.

Id: Mereka merencanakan perubahan agar Sinta bisa tetap tampil tanpa membahayakan kesehatannya.
En: They planned changes so that Sinta could still perform without endangering her health.

Id: Hari pertunjukan tiba.
En: The day of the performance arrived.

Id: Di bawah lampu panggung, Sinta berdiri dengan percaya diri.
En: Under the stage lights, Sinta stood with confidence.

Id: Adi berada di sampingnya, siap membantu jika diperlukan.
En: Adi was beside her, ready to help if necessary.

Id: Musik mengalun dengan indah, dan Sinta memainkan bagiannya dengan sempurna.
En: The music flowed beautifully, and Sinta played her part perfectly.

Id: Sorak sorai penonton memenuhi aula.
En: Cheers from the audience filled the hall.

Id: Di akhir pertunjukan, Sinta menyadari bahwa meminta bantuan bukanlah kelemahan.
En: At the end of the performance, Sinta realized that asking for help was not a weakness.

Id: Dia merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, didukung oleh teman dan guru yang peduli.
En: She felt true happiness, supported by caring friends and teachers.

Id: Kini, dia lebih percaya diri dan bijak dalam menjaga kesehatannya.
En: Now, she was more confident and wise in taking care of her health.

Id: Di sekolah menengah yang dikelilingi suara ombak dan pohon beringin, Sinta menemukan keseimbangan antara cita-cita dan kesehatan dalam dirinya sendiri.
En: At a high school surrounded by the sound of waves and banyan trees, Sinta found balance between her ambitions and her health within herself.