discover how friendship and courage help young Adi face his fears at the hospital, supporting his best friend Sita in a touching tale of resilience and compassion.
Id: Di tengah hiruk-pikuk Rumah Sakit Jakarta, Adi berdiri dengan gelisah di luar ruangan anak-anak.
En: Amid the hustle and bustle of Jakarta Hospital, Adi stood anxiously outside the children's room.
Id: Matanya tertuju pada dinding yang dipenuhi poster warna-warni dan gambar-gambar hasil karya anak-anak.
En: His eyes were fixed on the wall filled with colorful posters and children's artwork.
Id: Semuanya dirancang agar tidak menakutkan, tetapi jantung Adi tetap berdebar kencang.
En: Everything was designed to be non-threatening, yet Adi's heart still pounded heavily.
Id: Di dalam ruangan itu, Sita, sahabat terbaiknya, berbaring.
En: Inside that room lay Sita, his best friend.
Id: Sita baru saja menjalani operasi kecil, dan meskipun dokter bilang dia baik-baik saja, Adi tetap merasa khawatir.
En: Sita had just undergone a minor operation, and even though the doctor said she was fine, Adi remained worried.
Id: Lebih dari itu, dia merasa takut.
En: More than that, he felt scared.
Id: Bayangan masa lalu saat ia harus dirawat di rumah sakit menghantui pikirannya.
En: Memories of the past when he had to stay in the hospital haunted his mind.
Id: Tapi Adi tahu, hari ini bukan tentang dia.
En: But Adi knew, today was not about him.
Id: Ini tentang Sita.
En: It was about Sita.
Id: Adi menarik napas dalam-dalam sambil memegang erat bunga dan kartu yang sudah disiapkannya.
En: Adi took a deep breath while holding tightly onto the flowers and card he had prepared.
Id: "Aku bisa melakukannya," gumamnya pelan.
En: "I can do this," he murmured softly.
Id: Dia membayangkan senyum cerah Sita, dan betapa bahagianya dia jika melihat sahabatnya itu.
En: He imagined Sita's bright smile and how happy she would be to see her friend.
Id: Langkah demi langkah, Adi melangkah ke dalam ruangan.
En: Step by step, Adi entered the room.
Id: Aroma antiseptik rumah sakit menyeruak, membuatnya sedikit mual.
En: The hospital's antiseptic aroma filled the air, making him feel slightly nauseated.
Id: Tapi dia menelan keras-keras rasa takutnya.
En: But he swallowed his fear hard.
Id: Ruangan itu cukup ramah, dengan mainan dan bantal berwarna cerah, dan di sana, di tengah semua itu, terbaringlah Sita yang tampak lebih ceria dari yang dia bayangkan.
En: The room was quite welcoming, with colorful toys and cushions, and there, amidst it all, lay Sita, looking cheerier than he had imagined.
Id: "Adi!
En: "Adi!"
Id: " seru Sita dengan ekspresi senang.
En: exclaimed Sita with a joyful expression.
Id: Mata Sita berbinar dan meski tubuhnya terlihat lemas, semangatnya masih utuh.
En: Her eyes sparkled, and although her body appeared weak, her spirit remained intact.
Id: "Hai, Sita," jawab Adi, berusaha tersenyum.
En: "Hi, Sita," Adi replied, trying to smile.
Id: Dia memberikan bunga dan kartu itu kepada Sita.
En: He handed her the flowers and card.
Id: Senyuman Sita makin lebar saat menerima pemberian Adi.
En: Sita's smile widened as she received Adi's gifts.
Id: "Terima kasih, Adi.
En: "Thank you, Adi.
Id: Kamu tahu kan, betapa berarti kedatanganmu ini untukku?
En: You know how much your coming means to me, right?"
Id: " kata Sita lembut.
En: Sita said softly.
Id: Adi mengangguk.
En: Adi nodded.
Id: Perlahan, rasa takutnya berkurang.
En: Slowly, his fear subsided.
Id: Mereka mulai bercerita dan tertawa.
En: They started sharing stories and laughing.
Id: Cerita-cerita konyol tentang sekolah dan rencana-rencana mereka saat Sita sudah sembuh.
En: Silly tales about school and plans for when Sita recovered.
Id: Waktu terasa cepat berlalu.
En: Time seemed to fly by.
Id: Setelah beberapa saat, Adi merasa lega.
En: After a while, Adi felt relieved.
Id: Dia berhasil.
En: He had made it.
Id: Dia berada di rumah sakit, di tempat yang selalu membuatnya cemas, untuk Sita.
En: He was in the hospital, a place that always made him anxious, for Sita.
Id: Dan ternyata, dia bisa menghadapinya.
En: And it turned out, he could face it.
Id: Ketika akhirnya harus pulang, dia merasa berubah.
En: When it was finally time to leave, he felt changed.
Id: Dia lebih percaya diri, tidak hanya dalam menghadapi ketakutannya sendiri, tapi dalam menyadari bahwa mendukung teman bisa membuatnya lebih kuat.
En: He was more confident, not just in facing his fears but in realizing that supporting a friend could make him stronger.
Id: Saat melangkah keluar rumah sakit, Adi tersenyum.
En: As he stepped out of the hospital, Adi smiled.
Id: Langit Jakarta di musim kemarau tampak cerah, seakan ikut merayakan keberhasilannya hari ini.
En: The dry season's sky over Jakarta looked bright, as if celebrating his achievement today.